Pendahuluan
Konsep
tujuan hidup ini sering
lebih dikenal dengan istilah visi dan misi. Visi dan misi yang
dimaksud disini adalah
sesuatu yang ingin
dicapai dalam seumur
hidup seseorang. Tujuan hidup itu perlu direncanakan sebagai mana Pencipta manusia yang lebih tahu mengingatkan :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا
قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ
Artinya:
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah
setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat),
dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu
kerjakan. (Q.S. AL Hasyr: 18)
Tujuan hidup ini sangat tergantung dari
falsafah hidup atau nilai-nilai
tertinggi yang dipakai
sebagai pedoman hidup oleh seseorang.Nilai ini bisa dikelompokkan dalam dua kategori, yaitu nilai materialisme dan spiritualisme. Bagi orang yang berfaham spiritualisme, tujuan hidup adalah untuk
mengabdi kepada Tuhan
(Allah) dengan harapan mendapatkan kesenangan hidup kelak yaitu masuk surga.
Sedangkan yang berpaham materialisme tujuan hidupnya untuk mencapai kepuasan duniawi
dengan slogam hidup hanya sekali. Ada
yang berpendapat dua
sisi ini semuanya
perlu dicapai yaitu sekaligus mengabdi pada Tuhan dan mendapatkan
kepuasan duniawi. Kenyataan yang ada
dua faham ini
memiliki tatanan nilai
yang bertentangan sehingga mustahil
kita akan mencapai keduanya mengingat keadaan dunia ini yang secara alamiah
memang terbatas. Kita harus
membuat skala prioritas
mana yang lebih
diutamakan dalam hidup kita
spritualisme atau materialisme.
Khusus pada penganut
Agama Islam ada keyakinan bahwa dengan mengarahkan tujuan
hidup pada spiritual maka otomatis akan
mendapatkan materi.
Memperhatikan hari esok berarti merencanakan karir masa yang akan datang. Setiap orang
diharapkan dapat mengembangkan
karirnya tanpa harus tergantung kepada satu
organisasi saja. Sebagai mana Pencipta manusia mengingatkan :
إِنَّ اللَّهَ لا
يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ
Artinya :
Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga
mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri (Q.S. Ar Ra’du : 11)
Pengertian Perencanaan dan Pengembanagan Karir
Perencanaan
karir adalah suatu
proses pengambilan keputusan
untuk menentukan
langkah-langkah yang akan
dilakukan dalam karir
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Hampir semua orang
bertanya tentang siklus hidup pekerjaan seseorang, dan ternyata jawabannya tidak membantu mengidentifikasi berbagai
tindakan yang dibutuhkan untuk mengembangkangkan karir orang tersebut. Sedangkan arti karir adalah istilah dalam bahasa inggris career telah dikemukakan oleh :
Edwin B.
Flippo dalam bukunya, Personal
Management : Karir dapat didefinisikan sebagai serangkaian
kegiatan pekerjaan yang
terpisah tetapi ada
hubungannya, yang memberikan kelangsungan, kedudukan dan arti dalam riwayat hidup
seseorang.
John R.
Schermerhorn, Jr. James
G. Hunt dan
Richard N.
Osborn dalam
buku mereka, Managing Organ izations Behavior
:
Karir adalah
serangkaian pilihan dan
kegiatan pekerjaaan yang menun
jukkan
apa yang dilakukan oleh seseorang untuk dapat hidup.
Menurut
W.J.S. Poerwadarminta dalam
Kamus Umum Bahasa
Indonesia, karir adalah Kemajuan
dalam kehidupannya; perkembangan
dan kemajuan dalam pekerjaan, jabatan dan sebagainya;
misalnya karir itu dicapainya dengan bekerja
keras dan berdisiplin. Masih
banyak lagi pengertian karir menurut
para ahli, menurut pendapat kami
karir adalah seluruh
rangkain kegiatan manusia
dalam rangka memenuhi kebutuhan untuk seumur hidupnya.
Perencanaan
Karir
Dalam
manajemen organisasi terutama perusahaan, perencanaan karir merupakan fungsi kepegawaian yang relatif
baru dan program- program
yang bagus masih jarang, kecuali dalam organisasi-organisasi yang besar atau
maju. Akan tetapi
keterlibatan organisasi dalam
perencanaan karir makin bertambah. Banyak calon
pegawai, khususnya calon-calon
yang berpendidikan tinggi, menginginkan
suatu karir bukan ‚hanya suatu jabatan saja .Hal-hal berikut sebagai yang paling
pentin g bagi mereka dalam suatu jabatan :
Kesempatan
untuk melakukan sesuatu yang membuat anda merasa senang,
Kesempatan
untuk mencapai sesuatu yang berharga,
Kesempatan
untuk mempelajari hal-hal baru, dan
Kesempatan
untuk mengembangkan kecakapan dan kemampuan pribadi.
.
Pada
dasarnya perencanaan karir terdiri atas dua elemen utama yaitu perencanaan karir
individual (individual career planning) dan perencanaan karir organisasional (organizational career planning).
Perencanaan
karir individual (individual career planning) terfokus pada individu yang meliputi
latihan diagnostik, dan prosedur
untuk membantu individu tersebut menentukan “siapa saya” dari segi potensi dan
kemampuannya. Prosedur ini meliputi suatu pengecekan realitas untuk membantu individu menuju suatu identifikasi yang bermakna dari
kekuatan dan kelemahannya dan
dorongan memimpin kekuatan dan mengoreksi kelemahan. Dengan demikian perencanaan karir individual meliputi :
Penilaian
diri untuk menentukan kekuatan, kelemahan, tujuan,
aspirasi, referensi, kebutuhan, ataupun jangkar karirnya
(career
anchor).
Penilaian
pasar tenaga kerja untuk menentukan tipe kesempatan yang
tersedia
baik di dalam maupun di luar organisasi.
Penyusunan
tujuan karir berdasarkan evaluasi diri, pencocokan
kesempatan
terhadap kebutuhan dan tujuan serta pengembangan
strategi
karir,
Perencanaan
transisi karir.
Disisi lain,
organisasi mendorong manajemen
karir individu karena ingin :
Mengembangkan dan mempromosikan karyawan dari
dalam perusahaan;
Mengurangi
kekurangan tenaga berbakat yang dapat dipromosikan;
Menyatakan
minat pada karyawan;
Meningkatkan
produktivitas;
Mengurangi
turnover karyawan;
Memungkinkan
manajer untuk menyatakan minat pribadi terhadap bawahannya;
Menciptakan
cita rekrutmen yang positif.
Terdapat
enam orientasi pribadi yang menentukan jenis -jenis karir yang dapat memikat
individu untuk menentukan pilihan
karirnya. Ke enam jenis orientasi pribadi tersebut adalah :
Orientasi
realistik.
Orientasi
investigatif.
Orientasi
sosial.
Orientasi
konvensional.
Orientasi
perusahaan.
aktivitas
aktivitas verbal yang ditujukan untuk mempengaruhi orang lain..
Orientasi
artistik.
Aktivitas-aktivitas
ekspresi diri, kreasi artistik, ekspresi emosi, dan individualistik.
Pengembangan
Karir
. Perencanaan karir seseorang diawali dengan penilaian diri (self-assessment) yang
membantu seseorang melihat
jangkar karir (career anchor) mana yang dominan. Individu tersebut selanjutnya harus berada
dalam posisi
membuat
tujuan yang realistik dan menentukan apa yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan
tersebut.Tindakan ini memungkinkan individu mengetahui apakah tujuan karirnya realistik.
Perencanaan karir organisasional (organizational career planning) mengintegrasikan
kebutuhan SDM dan sejumlah aktivitas karir dengan lebih menitikberatkan pada jenjang atau jalur karir (career
path). Perusahaan haruslah melakukan program perencanaan karir organisasional untuk memberikan kontribusi bagi pencapaian
tujuan-tujuan organisasional. Dasar pemikiran dan pendekatan terhadap program perencanaan karir bervariasi
di antara perusahaan-perusahaan. Bagi sebagian besar organisasi, program perencanaan karir diharapkan mencapai tujuan
(Mondy, 1993:368),
yaitu :
Pengembangan
yang lebih efektif tenaga berbakat yang tersedia. Individu akan lebih committed terhadap pengembangan yang menjadi bagian dari
perencanaan karir tertentu
dan lebih memahami tujuan pengembangan karir organisasional.
Kesempatan penilaian diri bagi karyawan untuk
memikirkan jalur -jalur karir
tradisional atau jalur karir yang baru. Karyawan yang menonjol tidak memandang mobilitas tradisional ke atas sebagai jalur
karir yang optimal, tetapi karyawan lain ada yang merasa bahwa karirnya telah menemui jalan buntu dan mencari jalan
keluar. Dalam hal ini perusahaan
dapat menawarkan perencanaan karir guna membantu karyawan tersebut
mengidentifikasi jalur karir yang baru dan berbeda.
Pengembangan
sumber daya manusia yang lebih efisien di dalam dan di antara divisi dan/atau lokasi geografis. Jika progresi tradisional para karyawan
telah naik ke atas dalam sebuah
divisi, jalur karir yang memotong lintas divisi dan lokasi geografis hendaknya
dikembangkan. Kepuasan kebutuhan
pengembangan pribadi karyawan. Individuindividu yang kebutuhan pengembangan pribadinya terpenuhi, cenderung lebih puas dengan pekerjaannya dan organisasi.
Peningkatan
kinerja melalui pengalaman on the job training yang diberikan oleh perpindahan karir
vertikal dan horizontal. Setiap
pekerjaan mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap pengembangan karir dan
dapat memberikan tantangan dan pengalaman yang berbeda.
Meningkatkan
loyalitas dan motivasi karyawan yang dapat menyebabkan berkurangnya perputaran karyawan.
Individu yang percaya bahwa perusahaan mempunyai minat dalam perencanaan
karirnya akan tetap berada dalam perusahaan.
Unsur – Unsur
Pokok Program Pengembangan Karir
Program
pengembangan karir yang direncanakan mengandung tiga unsure pokok : (Mokijat,
1995 : 103)
Membantu
pegawai dalam menilai kebutuhan karir internnya sendiri.
Mengembangkan dan
mengumumkan memberitahukan kesempatan –kesempatan karir yang ada dalam
organisasi.
Menyesuaikan kebutuhan
dan kemampuan pegawai
dengan kesempatan –kesempatan
karir.
Agar dapat menentukan jalur karir, tujuan
karir dan pengembangan karir yang dapat mereka
tempuh para karyawan perlu
mempertimbangkan lima factor (Siagian,
1999 : 207). Yaitu ;
Perlakuan yang
adil dalam berkarir.
Perlakuan yang adil
ini hanya bisa diwujudkan
apabila kriteria promosi
didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan yang
obyektif, rasional dan
diketahui secara luas
dikalangan pegawai.
Kepedulian para atasan langsung. Para pegawai pada
umumnya mendambakan keterlibatan langsung
dalam perencanaan karir
masing-masing. Salah satu bentuk
kepedulian itu adalah
memberikan umpan balik
kepada para pegawai tentang
pelaksanaan tugas masing-masing
sehingga para pegawai tersebut mengetahui potensi yang
perlu dikembangkan dan kelemahan yang perlu diatasi.
Informasi tentang berbagai peluang promosi.
Para pegawai pada umumnya
mengharapkan bahwa mereka
mempunyai akses terhadap
informasi tentang berbagai peluang untuk Dipromosikan. Akses ini sangat
penting terutama apabila lowongan yang tersedia diisi melalui proses seleksi
internal yang sifatnya kompetitif.
Minat untuk dipromosikan. Pendekatan yang
tepat digunakan dalam hal menumbuhkan minat para
pekerja untuk pengembangan
karir adalah pendekatan fleksibel
dan proaktif. Artinya
minat untuk mengembangkan
karir sangat individualistik sifatnya. Seorang pekerja memperhitungkan
berbagai factor seperti usia, jenis
kelamin, jenis dan
sifat pekerjaan sekarang,
pendidikan dan lainnya.
Tingkat kepuasan.
Meskipun secara umum
dapat dikatakan setiap orang
ingin meraih kemajuan,
termasuk dalam meniti
karir ukuran keberhasilan yang
digunakan memang berbeda – beda. Perbedaan tersebut akibat tingkat kepuasan
seseorang berbeda – beda pula.
Menurut konsep
Schein dalam Dubrin
(1989: 600) faktor
yang mempengaruhi pengembangan karir adalah:
Manajerial
Competence (Kemampuan manajerial)
Technical/fungsional
Competence (Kemampuan teknis)
Security
(Keamanan)
Creatiiivity
(Kreativitas)
Autonomi and
Independence (Otonomi Kebebasan)
Selanjutnya
Gibson (1992: 208), mengemukakan ada empat karakteristik dalam penilain
individu berkenaan dengan
kesesuaian karir mereka
dengan harapan mereka yaitu:
Prestasi
karir
Sikap karir
Keadaptasian
karir
Identitas
karir
Profesi selalu berubah, yang menuntut adanya
pengetahuan dan keahlian baru untuk mempraktekkannya. Orang
yang tidak dapat
beradaptasi dengan perubahan diatas
akan menerimanya dalam
praktek karir mereka,
dan menghadapi resiko ketinggalan jaman. Keadaptasian karir menunjukkan
aplikasi pengetahuan, keahlian dan tehnologi mutakhir dalam perjalanan karir. Identitas
karir ( career identity) terdiri dari dua komponen utama:
Sejauh mana
orang – orang
memiliki kesadaran yang
konsisten tentang kepentingan,
nilai dan harapan mereka bagi masa depan.
Sejauh mana
orang – orang memandang hidup mereka konsisten sepanjang waktu, sejauh mana
mereka melihat diri
sendiri sebagai masa
lalu mereka.
Gagasan yang diutarakan dalam
konsep ini adalah “ingin menjadi apa saja, dan
apa yang harus
saya lakukan untuk
dapat menjadi orang
yang saya inginkan”.
Untuk mencapai
adanya kesesuaian perlu
penempatan orang yang
tepat pada tempat yang
tepat, artinya seorang
pegawai ditunjuk menduduki
suatu jabatan haruslah mempunyai pangkat yang sesuai untuk jabatan itu.
(Nainggolan,1994: 124). Namun untuk dapat melaksanakan prinsip
pokok tersebut perlu
adanya batasan yang dapat
dijadikan sebagai dasar pengangkat.
Dengan adanya ukuran yang berlaku, diharapkan
terjadi unsur “like or dislike”
dalam mengisi jabatan dilingkungannya. Hal
– hal yang
perlu dirumuskan dalam
mempertimbangakan PNS untuk menduduki sustu jabatan diantaranya adalah: (Nainggolan, 1996; 125)
Penilaian pelaksanaan pekerjaan, yaitu suatu
penilaian dalam jangka waktu tertentu
yang dapat menggambarkan
tentang kesetiaan, prestasi
kerja, tanggungjawab,
ketaatan ,kejujuran, kerjasama
prakarsa dan kepemimpinan
seseorang.
Keahlian, dimana penempatan seorang PNS harus selalu diusahakan agar sesuai dengan
keahliannya, misalnya dengan
memperhatikan latar belakang
pendidikan formal maupun keahlian yang secara nyata.
Perhatian
(interest), Dimana bakat seorang PNS selalu diperhatikan untuk dikembangkan
sesuai dengan bidang – bidang yang ditekuni.
Daftar urut
kepangkatan, hal ini perlu disebabkan
bahwa PNS yang lebih tinggi
dafatar urut kepangkatannya akan
diprioritaskan untuk dipertimbangkan
lebih dahulu apabila ada jabatan yang lowong.
Kesetiaan, adalah
merupakan unsur penting
dalam mempertimbangkan pengangkatan
dalam jabatan.
Dapat dipercaya,
yaitu kepercayaan bahwa
ia akan melaksanakan tugasnya dengan
baik dan tidak
akan menyalahgunakan jabatan
untuk kepentingan pribadi, seseorang
atau golongan. Dan
syarat – syarat lainnya, misalnya pengalaman, kemungkinan, pengembangan dan
lainnya.
Tujuan
dan Mamfaat Perencanaan dan pengembangan karier
Salah satu bentuk
kecenderungan hal ini terwujud dalam meningkatnya jumlah manajer yang menaruh
perhatian besar pada perencanaan dan pengembangan karier. Dengan kata lain,
suatu penekanan pada pemberian bantuan dan kesempatan bagi para pegawai yang
memungkinkan mereka untuk menyusun tujuan karier yang realistic, dan menyadari
tujuan tersebut. Para ahli percaya bahwa pemberian kemungkinan bagi para
pegawai untuk mencapai tujuan kariernya yang lebih luas dan realistic merupakan
tujuan utama sistem personalia suatu perusahaan, sebagian karena mereka yakin
(untuk mengulang) bahwa perusahaan memiliki kewajiban untuk membantu para
pegawainya menyadari kemampuan mereka, dan sebagian lagi karena mereka percaya
bahwa dengan mengintegrasikan “karier” individual dengan “karier” perusahaan,
maka keduanya akan memperoleh keuntungan. Bagi pegawai, keuntungan yang jelas
adalah kepuasan, pengembangan pribadi, dan kehidupan kerja yang berkualitas.
Bagi perusahaan hal itu dapat meningkatkan level produktivitas, kreativitas dan
efektivitas jangka panjang karena perusahaan akan diperkuat dengan kader-kader
yang terdiri dari pegawai yang sangat merasa terikat yang terlatih dan
dikembangkan secara seksama untuk melaksanakan pekerjaan
Tahap-tahap
Pengembangan Karir Individu
Fase
awal/fase pembentukan menekankan pada perhatian untuk memperoleh jaminan
terpenuhinya kebutuhan tahun-tahun awal pekerjaan. Selanjutnya adalah fase
lanjutan, di mana pertimbangan jaminan keamanan sudah mulai berkurang, namun lebih menitik
beratkan pada pencapaian keuntungan atau
mamfaat yang telah diraihnya sebagai hasil pekerjaan di masa lalu.
Tujuan dan Mamfaat Perencanan dan Pengembangan Karir.
Pengembangan
karir ( development) menurut Mondy meliputi aktivitas-aktivitas untuk
mempersiapkan seorang individu
pada kemajuan jalur karir yang direncanakan. Selanjutnya ada beberapa prinsip pengembangan karir yang dapat dijelaskan sebagai berikut :
Pekerjaan
itu sendiri mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap pengembangan karir. Bila setiap hari
pekerjaan menyajikan suatu
tantangan yang berbeda, apa yang dipelajari di pekerjaan jauh lebih penting daripada aktivitas rencana pengembangan formal.
Bentuk
pengembangan skill yang dibutuhkan ditentukan oleh permintaan pekerjaan yang spesifik. Skill
yang dibutuhkan untuk
menjadi supervisor akan berbeda dengan skill yang dibutuhkan untuk menjadi middle
manager.
Pengembangan
akan terjadi hanya jika seorang individu belum memperoleh skill yang sesuai
dengan tuntutan pekerjaan.
Jika tujuan tersebut dikembangkan lebih lanjut oleh seorang individu maka individu yang telah memiliki skill yang dituntut pekerjaan akan
menempati pekerjaan yang baru.
Waktu yang
digunakan untuk pengembangan dapat direduksi/dikurangi dengan mengidentifikasi rangkaian penempatan pekerjaan individu yang
rasional. (Mondy, 1993,p.362
dan 376)
Manajemen
Karir dan Hubungannya dengan Perencanaan SDM
Perencanaan
karir lebih ditekankan pada
individu, yang meliputi : penilaian diri, konseling karir, pilihan pekerjaan, dan pilihan organisasi, sedangkan manajemen karir lebih
ditekankan pada kepentingan organisasi, yaitu : rekrutmen, seleksi, penilaian kinerja, pelatihan dan pengembangan, pusat penilaian,
keahlian, perencanaan suksesi,
dan penempatan di luar (dikaryakan pada anak perusahaan binaan).
Keuntungan
Perencanaan Karir
Perencanaan karir
tidak hanya menguntungkan
pegawai secara perseorangan,tetapi juga menguntungkan
organisasi. Dengan mengembangkan pegawai- pegawai untuk jabatan-jabatan yang
akan datang, maka
organisasi mendapat jaminan persediaan pegawai-pegawai yang cakap,
yang dapat dipercaya untuk mengganti pegawai-pegawai yang
tingkatnya lebih tinggi,
baik yang keluar
maupun yang mendapat promosi.
Hal ini memudahkan
penyusunan tenaga kerja
intern organisasi dan mengurangi
biaya pendapatan tenaga
kerja dari luar
dan seleksi.
Faktor-faktor yang
paling banyak pengaruhnya
terhadap perencanaan karir adalah sebagai berikut :
Desire to
develop and promote
employees from within
(keinginan untukmengembangkan dan mempromosikan karyawan
dari internal perusahaan)
Short age of promotable talent (keterbatasan bakat/kemampuan yang
dapat dipromosikan)
Desire to
aid (individual) career planning (keinginan untuk membantu perencanaan karir)
Strong expression
of employee interest (ekpresi yang
kuat dari ketertarikan karyawan)
Desire to
improve productivity (keinginan untuk memperbaiki produktivitas)
Affirmative action program commitments (komitmen terhadap program penguatan tindakan
Implikasinya Bagi Pengembangan Karir di Masa Depan
Tarumingkeng
mencatat bahwa dinamika
bisnis awal abad
ke-21 mengandung kata-kata kunci
seperti: high tech
knowledge-based, human resources, strategic management,
IT, dan e-business. Inilah antara lain tantangan manajer masa kini dan angkatan kerja abad ke-21.
Konsekuensinya, lembaga pendidikan
pun perlu mengadakan perubahan besar-besaran, menyesuaikan
diri, meninggalkan paradigma
lama agar tak tertinggal bersama keusangan abad yang lalu Sebagai
bekal untuk berkompetisi
mengembangkan karir pada
era mendatang. Allred, Snow &
Miles (1996) menjabarkan lima kategori knowledge yang diperlukan untuk membina
karir dalam abad ke-21, yaitu:
Pengetahuan yang berbasis keahlian teknis;
Pengalaman crossfunctional dan internasional;
Kepemimpinan kolaboratif, ini diperlukan untuk memastikan
kesamaan langkah dengan organisasi;
Keahlian self-management skill , termasuk senantiasa
mengakumulasikan
prosespembelajaran dan menjaga
keseimbangan antara pekerjaan
dan kehidupan keluarganya; dan
Personal trait :
meliputi fleksibilitas, integritas dan
kepercayaan. Ini akan menjadi atribut
pribadi yang vital
dalam situasi kerja
yang bersifat self-governance dan kolaboratif. Setiap individu
juga diharapkan memahami
bahwa karir manajerial
akan meningkat ke
arah do it
yourself project. Ini
berarti pengembangan karir
di masa depan akan seluruhnya
menjadi tanggungjawab individu.
Selanjutnya, Allred,
Snow & Miles
(1996) menyarankan bahwa
dengan adanya perubahan pola
karir di atas,
langkah-langkah adaptasi perlu
dilakukan oleh organisasi dan
para praktisi pengembangan karir, yaitu :
Organisasi
hendaknya memulai dengan
pemahaman bahwa setiap
individu memiliki karir
sendiri-sendiri.
Ciptakan informasi dan dukungan bagi upaya pengembangan
karir individu.
Pahamilah bahwa pengembangan karir individu merupakan proses
relasional;
Organisasi dan praktisi
bimbingan karir memainkan
peran sebagai perantara (fasilitator).
Integrasikan
antara informasi karir, assessment technology, pembinaan
karir dan konsultasi.
Sediakan program komunikasi karir yang unggul.
Sediakan program intervensi karir melalui hubungan dan
tantangan kerja.
Utamakan identitas learner daripada senioritas.
Sementara itu, Moses
(1999) memberikan saran
praktis untuk menghadapi perubahan yang
cepat. Cara-cara untuk
menghadapi perubahan paradigma
ini disebut dengan istilah career
intelligence (kecerdasan
berkarir), sebagai berikut :
Memastikan
kemampuan memasarkan akan
ketrampilan diri. Kemampuan memasarkan
akan ketrampilan diri dapat dibuat melalui:
memikirkan apa yang dikerjakan adalah untuk seorang
pelanggan,
mampu mengenali akan
potensi diri baik kelemahan
dan kelebihannya serta bagaimana
seseorang dapat menambah nilai pada seorang pelanggan.
Berfikir global. Globalisasi
berarti sebuah ekspansi
atas perluasan kesempatan pekerjaan tanpa dibatasi
oleh sebuah negara. Dengan hidup
dan bekerja secara internasional
akan membantu seseorang menjadi kaya akan konsep-konsep tidak hanya
dalam mekanisme bisnis
tetapi juga dalam
prinsip h idup dan
prinsip bekerja. Berbagai perusahaan internasional akan mencari
seseorang yang mampu beradaptasi
pada perbedaan budaya. Moses
(1999) menyatakan seseorang yang memiliki
ketrampilan komunikasi yang
baik akan bernilai,
namun dengan kemajuan telekomunikasi dan kemungkinan
adanya informasi yang overload pada setiap orang, maka
ketrampilan in i tidak
cukup efektif dan
efisien. Untuk itu harus diperlukan
syarat -syarat lain, antara
lain: (a) mampu
menangkap secara cepat perhatian pendengarnya dan
mengirimkan kembali, (b) menggunakan kata-kata
untuk menggambarkan gambar,
cerita menjadi informasi
lebih hidup, (c)menulis dengan jelas dan lebih persuasif, (d) mampu menangkap pada
konsep-konsep kunci dan
menterjemahkan konsep tersebut
sesuai dengan kebutuhan pendengar.
Belajar terus menerus
(keep on learning). Secara
konstan perubahan kerja
dan ketrampilan berubah, maka
belajar terus-menerus diperlukan. Strateginya adalah: (a) perhatikan setiap periode pendidikan
dengan penuh waktu, jangan pernah berhenti,
dan persiapkan karir secerdas mungkin
di masa mendatang, (b)
ambil kursus-kursus, baca
buku dan jurnal,
mengembangkan dan mempraktekkan ketrampilan baru, dan
(c) tinggalkan ketrampilan
yang dimiliki sekarang
dan terus-menerus mengembangkan
ketrampilan dan pengetahuan
diluar apa yang telah
dikuasai sekarang.
Memahami
kecenderungan bisnis, politik
dan lingkungan sosial.
Hal ini diakibatkan perubahan yang
terjadi secara cepat
dan kompleks, dengan
cara membaca laporan bisnis
pada media cetak dan elektronik serta cari dari berbagai sumber.
Persiapkan area-area kompetensi
bukan pekerjaan. Langkah
ini penting untuk memikirkan peran
bukan pekerjaan karena
ada kemungkinan seseorang
akan memiliki satu atribut pekerjaan
tetapi banyak peran seperti :
sebagai pemimpin, agen
perubah, pembimbing, problem
solver,team builder, mentor
atau sebagai fasilitator dan peran lainnya.
Lihat ke depan. Jenis-jenis pekerjaan yang cenderung akan
berkembang di masa depan
adalah bidang-bidang komunikasi,
informasi, dan edutainment ,
atau bidang-bidang lain yang
berbasis jasa.
Bangun keuangan
secara independen. Ketika keuangan seseorang meningkat, ia dapat
membuat keputusan karir berdasarkan pada apa yang benar-benar pent ing baginya.
Seorang perencana keuangan
akan membantu untuk
menyusun mengarahkan pada
indepensi keuangan.
Berfikir pola (lattice), bukan
berjenjang (ladder). Adanya downsizing perusahaan dan hirarki yang semakin
Flat akan memotong setengah cincin
sehingga jenjang karir di
masa kini lebih seperti sebuah
pola. Dalam jenjang
karir yang terpola, karir seseorang
mungkin bergerak ke
samping sebelum bergerak
ke atas. Oleh karena
itu seseorang harus mengukur
perkembangannya dengan berbagai
cara. Setiap pekerjaan baru akan memberikan
kontribusi pada portofolio ketrampilan seseorang
yang semakin meningkat, luas, dan mendalam.
Menjadi seorang manajer
waktu yang baik
dan mengevaluasi komitmen
setiap waktu. Jika seseorang
bekerja terlalu lama
maka orang tersebut
mungkin akan kehilangan
produktivitas. Oleh karena itu, persiapkan berbagai kebutuhan secara seimbang, misalnya
menggunakan akhir pekan
untuk menyegarkan diri
dan pergi ke beberapa tempat-tempat rekreasi.Berkaitan dengan
paradigma bimbingan karir,
Vianen dan Peter
(2009) mensinyalir bahwa saat
ini generasi muda
masih kerap digiring
atau diharapkan dapat menentukan
pilihan dalam hal pendidikan dan pekerjaan, demi kepentingan karirnya di masa
depan. Berbagai literatur karir menekankan pentingnya penentuan karir bagi para pelajar atau mahasiswa, termasuk cara-cara membuat keputusan di dalamnya. Akan tetapi,
di masa yang akan datang konselor karir tampaknya akan lebih banyak
dituntut untuk dapat lebih mengembangkan proses intuitif klien dalam mencari informasi
tentang karir dan
membantu mereka untuk
membangun pandangan yang positif
dan fleksibel tentang
diri dan lingkungannya, serta
tidak banyak menuntut tanggungjawab
klien terhadap pilihan
karir yang tetap.
Paradigma
adaptabilitas karir akan
menjadi konsep dan
praktek bimbingan karir qyang lebih sesuai daripada paradigma
pengambilan keputusan (decision making).
Disamping
dituntut untuk semakin
tanggap dan memahami
tanda-tanda
jaman berbagai
informasi baru tentang perkembangan karir di milenium ketiga di
atas perlu mendapatkan
perhatian khusus dari
para ahli, praktsisi,
konselor, atau konsultan di
bidang pengembangan sumber daya manusia dan karir, dalam rangka membimbing para
kliennya agar lebih
siap dalam menyongsong
dan merespon tuntutan perkembangan di era global. Beberapa strategi yang perlu ditempuh oleh para ahli dan praktisi
pengembangan (bimbingan) karir, di antaranya adalah sebagai berikut :
Selalu tanggap dalam
meng-up dateinformasi-informasi terbaru
tentangperkembangan atau dinamika
pekerjaan. Hal ini berkaitan erat dengan
layanan pemberian informasi
terhadap klien.
Dapat meramalkan apa yang akan terjadi dalam dunia pekerjaan
pada beberapa
tahun yang akan
datang. Konselor boleh
jadi perlu berperan
sebagai seorang futurolog Artinya
pandai membaca tanda-tanda
jaman seputar duniapekerjaan.
Menjalin
kemitraan dengan lembaga-lembaga lain
yang sama-sama yangbergerak
dalam pengembangan karir
atau dunia usaha
pada umumnya, untuk dapat
dimanfaatkan bagi kepentingan klien.
Membantu klien untuk
dapat menjadi pribadi
pembelajar dan terbuka,
selalu membekali dengan pengetahuan
danhard skill yang
baru, sehingga mampu menyesuaikan diri dengan tuntutan dunia
pekerjaan,
Membantu klien agar
dapat memiliki passion (nilai,
kepercayaan, dan minat) yang
tinggi, sehingga akan
sukses dalam dunia
pekerjaan. Hal ini
juga sangat berkaitan dengansoft
skill.
Mencerahkan cara
pandang klien terhadap
persoalan pekerjaan,
sehingga dapat melihat secara
lebih luas, misalnya dalam melihat pilihan-pilihan, bukan semata-mata sebagai
sebuah gengsi karena bisa bekerja kantoran yang statis, tetapi lebih pada
kemampuan dalam menangkap peluang-peluang yang ada, terutama dalam dunia enterpreneurship
Membantu klien agar
dapat memahamai berbagai
bidang, jenis pekerjaan, karakteristik, peluang, dan kompetensi yang dibutuhkan.
Penutup
Perubahan
dunia pekerjaan sebagai respon terhadap perubahan lingkungan yang semakin tidak menentu akan
membawa dampak bagi
perubahan pola karir.
. Dalam kondisi
semacam ini setiap
orang dituntut mampu
bersikap fleksibel dan
siap menghadapai berbagai
perubahan dalam pekerjaan
masing-masing. Kemampuan bekerjasama
dengan berbagai tim
kerja yang berbeda dan kemampuan untuk senantiasa mempelajari hal-hal yang baru
akan sangat mendukung
kesuksesan seseorang dalam
membina karirnya diabad
mendatang.
. Profesi
selalu berubah, yang menuntut adanya pengetahuan dan keahlian baru untuk
mempraktekkannya. Orang yang
tidak dapat beradaptasi
dengan perubahan diatas akan
menerimanya dalam praktek
karir mereka, dan menghadapi resiko ketinggalan jaman.
Keadaptasian karir menunjukkan aplikasi pengetahuan, keahlian dan tehnologi
mutakhir dalam perjalanan karir.
Kepustakaan:
Drs. Bambang
Pujo Purwoko, SH, MM,Perencanan dan Pengembangan Karir : STIE LA TANSA MASHIRO
(http://www.rudyct.com /STRAT
PSDM.htm) di download tanggal 4 Pebruari 2012.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar